Monday, March 09, 2009,5:39 AM
tepat waktu
kebanyakan teman dan saudara saya sudah tepat waktu ketika:

Berbuka Puasa
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
,5:33 AM
sateeeee
sebagian besar pedagang menawarkan barangnya dengan berteriak:

sateeee
rujaaak
sol sepatuuu
batere jam remooooot
nasi kuniiiiing
nasi uduuuuuk

semuanya memiliki pola yang hampir sama memanjangkan huruf vokal di akhir kata. tapi akan tidak enak didengar ketika pola itu berubah

saaaaaaate
ruuuuuujak
solsepaaaaatu
batere jam reeeeemot
nasi kuuuuuuuuning
nasi uuuuuduk
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
Thursday, February 05, 2009,9:44 AM
Bank Beragama
setelah hampir 3 tahun ini upah yang diberikan perusahaan tempat saya bekerja selalu tepat masuk rekening pada tanggal 28 pukul 00:00 setiap bulannya, tentu saja istri sayapun memahami hal itu. perusahaan besar...,...

28 Januari, saya sengaja datang pagi sekali ke kantor tentu tujuannya bukan untuk bekerja, sekitar pukul 5 shubuh sedangkan masuk kantor biasanya pukul 8.

Dengan berseragam saya berjalan dari tempat kost, penuh harapan karena tadi malam istri telpon untuk segera mengirim uang upah sepagi mungkin agar ia bisa membelanjakan sebelum pergi ke kantornya. uang memang tidak jadi ukuran keadaan bahagia ah entahlah tanggal 28 selalu membuat saya sumringah..kadang saya sering menhayal terus berdoa pada Tuhan untuk merubah penanggalan, tanggal 28 minimal 2 kali dalam sebulan....

sesampai di di kantor tepatnya di Bank (kantor berada satu lingkungan dengan Bank, Bank Beragama dan tidak beragama), Upah saya masuk secara otomatis ke Bank Beragama Islam entah mengapa perusahaan mempercayakannya pada bank ini. Istri saya pun pernah menanyakan kenapa upah saya dipercayakan di Bank yang sedikit jaringan ATM nya di Bandung saja yang saya tahu cuma ada 1, dan jauh dari kediaman kami. jawabannya seperti biasa "tidak tahu"...

Kartu ATM saya masukan, mesin pun meminta saya menekan tombol angka-angka rahasia seolah tidak percaya bahwa benar saya yang punya kartu tersebut, bahwa benar saya yang bernama Helmi yang upahnya dititipkan oleh perusahaan, karena perusahaan terlalu sibuk untuk mengurus masalah keuangan, hal yang paling sensi walaupun seksi.

selagi mesin itu berfikir dan tanya-tanya, selagi jari-jari tangan kanan saya menjawab pertanyaan mesin, jari-jari tangan kiri sibuk mencari no rek istri di ponsel. belum sempat menemukan no rekening, rasanya saya seperti dipukul di ulu hati, agak sakit dan berhenti satu detik sepertinya, mata sedikit berunang-kunang, perut lapar jadi terasa. sisa saldo anda Rp.47.321,23. astagfirullaah.

dengan kepala berat, saya meninggalkan mesin tersebut, sambil membawa kartu dan bukti kertas bahwa saldo saya hanya Rp.47.321,23. Bukti entah untuk siapa, karena saya juga yakin kalau saya curhat sama mesin tak akan didengarkan.

saya harus menelpon istri saya, memberitahu walau saya bingung alasan apa yang harus saya berikan, karena sayapun tak tahu alasan apa sehingga saya tidak mendapat upah tepat seperti biasanya, tanggal 28 pukul 00.

tuut...tuut...tuut...(tidak ada nada sambung lagu di no istri saya, pemborosan), telpon diangkat dan langsung istri saya menyahut, "gimana sudah dikirim?, jangan bilang masih tidur yaaaa." saya menjawab binung "eeeeengggak kok saya sudah di kantor nih depan ATM, eh tahu gak kenapa gaji dimasukan ke Bank beragama Islam?" tanya saya. "enggak tahu, emang kenapa, ada pengumumannya di situ" jawab istri saya. "saya baru ngeh mbu, ternyata perusahaan mengerti bahwa kita bisa bersabar, bisa tawakal, gaji bulan ini belum turun mbu", suasana hening....lalu tuuuuuuuuuuut
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
Friday, December 12, 2008,9:41 AM
Berlaku sopan
Dua pejabat Dinas Perikanan Jawa Barat, Asep Hartiyoman dan Ade Kusmana, dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunaan bantuan tsunami di Jawa Barat tahun 2006. mereka divonis dua tahun penjara dan denda Rp 50 juta. Asep dan Ade hanya pasrah saja menerima putusan Majelis Hakim Tipikor, Rabu, 10 Desember 2008.Salah satu hal yang menjadi pertimbangan meringankan sanksi terhadap kedua terdakwa ini adalah bersikap sopan di dalam persidangan.

saya tertawa sendiri karena dalam beberapa sidang dengan kasus yang berbeda, kesopanan selalu menjadi pertimbangan hal yang meringankan sanksi. bukan bermaksud melecehkan kesopanan hanya lucu saja...saya selalu membayangkan konsep kesopanan dalam alam pikiran saya yang dicampuradukan dengan konsep kesopanan dalam persidangan (alam pikiran orang yang mengerti hukum).

saya membayangkan ketika terdakwa masuk ke ruang sidang dia mengucapkan salam kepada semua orang, dengan membungkukkan sedikit badannya, tersenyum, atau ketika dia akan duduk di kursi pesakitan dia bersalaman terlebih dahulu dengan Majelis Hakim. atau bertanya apakabar, gmana sehat pak hakim, gmana kabar istri dan anak di rumah...hahahaha, atau malahan makin memberatkan sanksi karena dianggap sok kenal, berlebihan...ah saya terlalu mencampuradukan konsep kesopanan ini.....
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
Friday, November 21, 2008,10:18 PM
kenang-kenangan
Sewaktu masih kuliah entah bulan atau tahunnya, tetapi saya ingat bertepatan dengan 100 hari mengenang edward W Said, di Fakultas sastra diadakan forum diskusi mengenai karya Said, beberapa orang memaparkan tentang bukunya Orientalism, diskusi dari jam ke jam bertambah seru, terlihat dari makin banyaknya orang yang ikut angkat bicara. ah saya kurang peduli dengan sebagian besar yang dibicarakan hanya satu yang paling saya ingat waktu itu.

Seorang perempuan memaparkan kenangannya sewaktu kuliah umum yang kebetulan saat itu said lah yang menjadi dosennya. mahasiswa yang ikut kuliah umum tersebut berasal dari berbagai negara, tentu saja perkuliahan menjadi menarik tatkala forum tanya jawab disediakan oleh Said. setelah selesai perkuliahan pun beberapa mahasiswa yang masih ingin bertanya dipersilakan bertanya langsung tentunya karena waktu terbatas hanya beberapa saja yang Said layani, termasuk saya (papar perempuan ini) ketika Said bertanya (kira-kira dalam bahasa Indonesia) "kamu mau bertanya apa?" saya pun bingung, saya bukan mau bertanya tetapi ingin menandatangani buku Orientalism karya Said......, setalah memaparkan ceritanya tersebut tawa riuh tak terbendung dari peserta diskusi mengenang 100 hari kematian Said di Fakultas sastra...

satu bulan yang lalu, saya berada di pengadilan tipikor. sambil menunggu sidang berikutnya, seorang pengacara asal Bandung dan berbahasa Sunda mengobrol tentang tayangan televisi, yaa Penasihat Hukum ini sedang mendampingi Klien nya yang tersangkut masalah korupsi di Jawa Barat, sedang asik berbincang tiba-tiba konsentrasinya menjadi kacau, matanya melirik sosok pengacara senior Pak Assegaf, ah saya pun tak ingin melanjutkan pembicaraan, mengamati gerak-geriknya lebih mengasyikan, penasihat hukum itu tersenyum-senyum, dia menggumam " ini pengacara senior yang pandai", tanpa menghiraukan saya ia pun bergegas menyalami Pak Assegaf, dan berkata "pak boleh saya berfoto untuk kenang-kenangan?".....

hahahaha saya hanya bisa tertawa saja melihatnya beberapa bulan yang lalu saya pun pernah meminta foto bersama dengan Sumanto dan Hercules....
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
Tuesday, October 07, 2008,3:35 PM
Rantai Makanan
Pagi ini tanggal 7 Oktober 2008, seperti pagi biasanya saya menyempatkan diri sarapan di warung si mpok, menunya dua tempe goreng, sayur daun singkong dan telur dadar....sedang asik makan, tiba-tiba kucing kurus mengeong, mengiba.....

Hampir tiga tahun ini saya mengembara di Jakarta, menyewa rumah petak dengan beberapa teman sekantor, letaknya di belakang kantor, di belakang gedung nan megah, masuk ke lorong-lorong tempat kecoa, tikus dan kucing berkeliaran merayakan hidup, yaaa mereka pun hidup individualis, ketika kucing dan tikus tak saling sapa.

Di lorong itu jika malam tikus-tikus gemuk sebesar anak kucing, berlarian, seakan tak mau di usik dengan langkah kaki saya yang terseret sepulang dari kantor, yaa tikus-tikus gemuk. katanya sih jika tikus gemuk berarti banyak sisa makanan yang terbuang, sungguh keterlaluan...,

Lamunan saya terusik ketika si mpok menawarkan es teh manis, kucing kurus terus mengeong, kali ini menyundulkan kepalanya, ke betis saya, jijik....

Sewaktu Sekolah MP (SMP) saya sangat suka pelajaran Biologi, suka karena kakak sepupu saya ketika Sekolah MA (SMA) jurusan A2 (Biologi) lantas meneruskan ke Fak. Kedokteran di Universitas Padjadjaran lulus dan jadi dokter (dr. bukan Dr. apalagi DR. tulisan gelar yang paling sering salah entah kenapa).

Dalam pelajaran biologi saya ingat bu guru menerangkan tentang rantai makanan, gampangnya sih rumput dimakan kijang, kijang dimakan harimau, rumitnya adalah Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora) (ini dari wikipedia). diterangkan pula ketika makanan sisa dimakan tikus, tikus dimakan kucing (Rantai makanan sisa (detritus food chain)).

meooooong....meoooooong, ah brengsek benar kucing kurus ini, hush...hush...saya mencoba mengusirnya....

Jika saya mengikuti logika rantai makanan sisa tersebut mungkin tidak akan ada kucing kurus ini, lihat saja begitu banyak tikus berkeliaran, gemuk dan segar, atau ada yang salah dengan teori rantai makanan tadi, atau ini hanyalah kebiasaan kucing di kota yang enggan makan tikus yang belum dimasak...?....

Saya jadi ingat film Doraemon, robot kucing berwarna biru, yang takut tikus. katanya sih Doraemon trauma dengan tikus, pasalnya ia pernah digigit oleh robot tikus sehingga ia tidak punya telinga. Doraemon adalah khayalan yang menjadi karya mangaka Fujiko F Fujio, Doraemon datang dari abad ke 22. Cerita ini ditulis sejak tahun 1970-an. Sebuah lompatan besar yang meramalkan fobia kucing terhadap tikus.

meong.....meoooooonggg...jengkel juga dengan rengekan itu, potongan tempe saya berikan, kucing kurus itu berhenti mengeong, mengendus dan meninggalkan potongan tempe itu....keluar dari warung makan si mpok dasar kucing sombong saya aja makan tempe masa kamu mau rendang.....
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
Monday, September 22, 2008,9:53 PM
ILMU PASTI
memang matematika itu ilmu pasti
kecuali pembagian...
 
diketik oleh helmi matari
1 ada komentar?
Thursday, September 04, 2008,8:25 PM
si pencuri kuda
Urip TG di vonis 20 tahun penjara, denda 500 juta lebih berat dari tuntutan jaksa 15 tahun dan denda 250 juta. Urip di vonis tanggal 4 September 2008 di pengadilan Tipikor Jakarta. Pak Jaksa yang tadinya duduk berseberangan dengan Penasihat Hukum sekarang berdampingan...

Seminggu yang lalu saat Urip membacakan pembelaannya ada kata-katanya yang menarik tentang pencuri kuda. pada abad ke delapan belas, seorang hakim di Inggris menjatuhkan hukuman gantung pada pencuri kuda, dan berkata engkau dukum bukan karena mencuri tetapi agar kuda-kuda lain tidak dicuri....

dari kata-katanya sang koruptor itu saya melamunkan zaman dahulu ketika orang bersalah katakanlah mencuri, ia diarak keliling kampung, sambil telanjang, yaaa itu cukup membuatnya malu, jera bahkan berdampak pada keluarga besarnya.... atau pernahkah mendengar orang yang dihukum mati digantung di alun-alun kota? yaaa itu upaya manusia, penguasa saat itu untuk membuat orang jera melakukan tindakan kejahatan...seram...

mungkin saat itu efek yang dirasakan hanya bersifat lokal saja, sektitar alun-alun, atau kampung tempat terhukum diarak...

ah zaman telah berubah lagi...walaupun Foucault pernah mengatakan "teknologi politis terhadap tubuh sakhirnya sampai pada perhatian bahwa tubuh yang tadinya harus disiksa sampai pada tubuh yang dilatih supaya disiplin...."

ah zaman telah berubah, kamera bertebaran, lampu-lampu kilat menyilaukan, siapa yang tak kenal Urip Jaksa enam milyar, di warteg , di pos ronda, kedai-kedai kopi si mak sampai starbuck, media massa merayakannya....Urip jadi Selebriti....

Ah.....Pak Jaksa...Saya pun menjadi sang Algojo yang mengarak, menelanjangi, tombol merah di kamera saya tekan lagi tanda merekam....si pencuri kuda pun terdiam.....hampir saja menangis ingat anak istrinya....
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
seperti mentari yang tak mengeluh pada harus