Monday, December 25, 2006,9:45 PM
Daur Ulang dibuang sayang
beberapa asal nulis di Buletin Friendster

Etalase,

entahlah ayah saya menamakannya
etalase untuk menyebut rumah kaca yang
digunakan menyimpan barang pajangan di
toko.....

waktu kecil saya sering memperhatikan
etalase yang memajang mainan robot,
terkadang saya melihat ada anak kecil
yang menangis memaksa orang tuanya
membeli walau hanya sebuah saja, si
orang tua itu mengatakan "jangan!
mainan itu tidak dijual", "takut nanti
ditangkap Polisi kalau beli mainan
itu".
hehehehe mungkin orang itu tidak punya
uang untuk membelinya, atau sudah
terlalu banyak mainan di rumahnya.
sesekali saya pun pernah meminta ayah
beli mainan robot yang dipajang di
Etalase, ayah hanya bilang "nanti yaaa
kalau punya uang", kadang saya tak mau
terima alasan apapun, merengek,
menangis merobohkan tubuh di trotoar
jalan.
aaaahhh itu masa kecil, sekarang, saya
bertemu dengan Etalase kembali, bukan
mainan robot lagi yang menarik bagi
saya, tapi sebuah cincin.....
sekarang, tidak dengan ayah lagi saya
menyapa Etalase, tapi rasanya hela
nafas ayah masih terasa, sesak nafas
yang tersengalnya pun saya rasa
seperti ini.
akhirnya kata-kata ini juga yang
keluar dari mulut kaku ini"nanti yaaa
kalau punya uang", dia tidak menangis,
kenapa tangisnya ada pada saya?......


kenapa joker? Ini Serius!!!!!!!!!
satu set kartu biasanya ada 54 kartu,
banyak permainan yg hanya menggunakan
52 kartu saja.
2 kartu yang tidak selalu digunakan
adalah Joker.....1. hitam, 1 lagi
berwarna.
jika diikutkan dalam permainan,
biasanya joker memiliki nilai
tertinggi....kenapa? kok bukan Raja...
konon (belum bisa dibuktikan)
Joker haruslah orang pintar, faham
Logika. kerja joker menghibur raja dan
keluarga raja...dengan memutarbalikan
Logika...
MEMUTARBALIKAN LOGIKA (tak mungkin
jika tak faham LOGIKA, katanya orang
pintar berkutat di bilik logika)
mungkin dari situ kenapa joker
bernilai paling tinggi dalam beberapa
permainan kartu......
(disarikan dari catatan harian si
helmi)



dibalik keangkuhan

sebagai orang udik saya terpana
melihat keangkuhan gedung-gedung yang
saling menyusul menggapai awan.
bermewah-mewah bangun taman di depan
halamannya. gila sepanjang jalan tak
bosan rasanya melihat pemandangan ini
maklumlah di kotaku jarang kemewahan
nan angkuh ini ada.
heran sekeliling gedung banyak juga
pengemis, rumah-rumah kumuh padahal
banyak keluar masuk gedung itu mobil-
mobil bagus seratus juga lebih
walaupun hanya satu atau dua orang
saja di dalamnya.
oh yaa rumah-rumah kumuh sekeliling
gedung, sepertinya aroma kemewahan
gedung tak tercium lagi, yang ada
hanya bau selokan yang sudah bingung
mau mengalir kemana. kadang bau pesing
pun menusuk lubang hidungku yang besar
sudah pasti kencing lelaki karena
perempuan tak kencing sembarangan
hehehe.
lantas kemana mewah gedung itu?,
lantas siapa pula penghuni gedung itu?
katanya sih penghuni gedung itu yaaa
penghuni rumah kumuh disekelilingnya,
kemewahan pergi begitu saja selepas
pak satpam menyapa dengan
sebutan "bos" di malam hari. kadang
ini terlihat lucu "bos" penghuni
gedung adalah bos yang sama sebagai
penghuni rumah kumuh.


Bike To Work

saya pernah kongres (ngawangkong teu
beres-beres: sunda : artinya ngobrol
ngalor ngidul)beberapa diantara mereka
ada yang 1/2 marah ketika saya ngoceh
Bike to work itu adalah gaya
hidup....wah..wah...wah ini bukan gaya
hidup melainkan pencinta lingkungan,
pencinta hidup sehat, dsb. lantas
bukankah hal tersebut juga adalah gaya
hidup?......
beberapa tahun silam, tidak tepatnya
sewaktu masih kuliah saya pulang pergi
ke kampus naik sepeda jaraknya sekitar
30 kilo (dan ini katanya..Pramudya
langsung menepis kegenapan ini adalah
bukti dari perkiraan).
pergi dari Cimahi jam 02.00 sampai
pukul 05.00 sebenarnya waktu tempuh
normal ketika bersemangat adalah 2 jam
saja, atau mungkin jika pada waktu itu
ada gaya hidup bike to school mungkin
1 jam saja.
saya bersepeda ke kampus di Jatinangor
adalah gaya hidup yaaa gaya hidup
sebagai resistensi dari absen yang
selalu jadi penilaian oleh beberapa
dosen.
tidak pakai sepeda yaaa beresiko tidak
datang ke kampus....simpel
bukan...saya tidak pernah berdeklarasi
sebagai pencinta lingkungan, saya
hanya ingin menandatangan absensi
perkuliahan itu saja.
gaya hidup sehat? jam 2 malam apakah
sehat untuk seseorang melakukan
olahraga....sebaliknya gejala
bronchitis pernah menyerangku.
hehehehe.
lantas apa beda bike to schoool dengan
bike to work......
ah sudah lah lagi pula tak ada gunanya
menjelaskan ini...
hanya sekedar...
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
,7:28 PM
Getsemani
pekerjaan paling membosankan menurutku adalah menunggu, apalagi kala itu menunggu di Getsemani huh tak terbayangkan kegeterinnya, menunggu kematian yang diketahui akan menjemput.
ah tapi aku tidak di Getsemani hanya menunggu di hari Rabu, hari sibuk bagi buruh sepertiku, hari kelabu jika Oom Nielsen memberi nilai buruk bagi station. tapi hari senyum bila si Oom menilai tinggi harga sebuah kejenuhan nan lelah.

hehehe bila angka-angka itu senyum senang rasanya, tapi bila cemberut, aku karang cerita supaya Rabu selanjutnya senyum itu milikku.

angka, tak pernah aku bermimpi membayangkan berkenalan dengannya, apalagi bercanda dan menjadikannya teman. teman yang akan menjadi kendaraanku untuk meminang calon istriku.

angka, sepertinya beberapa orang alergi, efeknya mungkin tidak gatal hidung atau kulit seperti debu dan dingin tapi stress, merasa terbuang,.....

angka, beberapa orang tidak peduli pada senyum atau cibiran Oom Nielsen, mereka menamakan dirinya sendiri kaum idealis (atau orang lain yang menyebutnya)...hehehe tapi beberapa diantara mereka juga bila Oom Nielsen senyum mempersiapkan diri dengan catatan belanjaan bulanan atau kebutuhan tersier yang telah dianggap primer.

Oom Nielsen seperti juga mahluk Tuhan yang Ghaib lainnya, beberapa orang bisa melihat dengan mata batin kedatangannya, senyumnya atau malah keangkuhannya. tetapi aku masih belum bisa mengasah batinku melihat penampakannya. oh yaa mata batin itu di tempat ini dinamakan analisis (entah mengapa aku pun tida tahu). seperti ki Joko Bodo atau Gendeng Pamungkas beberapa orang di tempat ini bisa meramalkan, perkara tepat atau tidaknya tebakan tidak ada yang akan mengungkitnya, selalu saja ada alasan yang membenarkan ketidaktepatan.

angka, walaupun aku tidak bisa menebak si Oom Nielsen tapi yang jelas aku bisa menebak angka yang lain. setiap orang di tempat ini mungkin menantinya setiap akhir bulan...yaaa aku bisa menebak angka itu tidak cukup....setiap datang aku selalu menantinya datang kembali...lebih cepat tentunya. menunggu dan menunggu lagi...


dari blog Friendsterku
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
seperti mentari yang tak mengeluh pada harus