Wednesday, September 03, 2008,7:56 PM
bincang di sidang
Rabu, 3 September 2008, saya sudah duduk di bangku pengunjung ruang sidang, hanya ada satu orang selain saya, itupun berbeda ruang, ruangnya tak bisa dimasuki sembarang orang, yaa ia seorang petugas IT KPK. jadi tetap saja saya merasa sendiri di lantai dua gedung itu.

udara tidak seperti biasanya di beberapa hari lalu, maklum ini hari puasa umat islam, tentu tidak ada yang berani merokok terang-terangan di samping ruang ber AC tersebut. biasanya asap rokok menyeruak masuk saat pengunjung sidang bolak-balik keluar masuk ruangan itu.

beberapa menit kemudian Jaksa dan penasihat hukum terdakwa memasuki ruangan, bersiap dengan berkas dan pakaian mereka yang berdasi unik putih. sebelum hakim masuk panitera memerintahkan semua yang di ruang sidang untuk berdiri. hakim pun menyuruh jaksa menghadirkan Abdillah untuk duduk di kursi terdakwa, lalu disuruh pindah lagi. karena kursi terdakwa berganti fungsi menjadi kursi saksi....selang beberapa menit setelah Abdillah disuruh duduk dekat Penasihat Hukum, bau menyengat pun menusuk hidung, membuat mata perih......

Bau ini berbeda dengan bau rokok, meskipun bau banyak orang menyukainya, bau ini wangi, tetapi mungkin hanya sebangsa Jin saja yang menyukainya, yaaaa tiap-tiap sidang sang Walikota Medan ini baunya sama, menelusup kehidung, membuat mata perih dan ingin sekali sidang ini berlalu dengan cepat.....

yang sempat saya perhatikan, hampir bersamaan dengan terdakwa masuk selalu ada orang memakai peci putih dibelakangnya, yaaa wajahnya bersih, dan wanginya yaaa seperti yang saya katakan tadi....

beberapa wartawan berbincang mengenai hal ini......

wartawan a : males banget deh tiap sidang tuh pasti baunya seperti ini,...
wartawan b : iya...kayak bau kemenyan atau minyak nyongnyong...
a : yaaa seperti waktu sidang kasus siapa tuh yang dari kutai....?
b : oooohhh iya baunya malah lebih lagi....syaukani yaaa....
a : iya... hari gini masih aja percaya ama begituan...percaya ama ghaib-ghaib-an
b : iya masih aja ngedukun....pake kemenyan segala...pantes nih jadi ngantuk...

saya yang mendengar percakapan itu jadi merenung...apa bedanya mereka dengan bau kemenyan-nya dengan sistem sidang yang menyumpah saksi dengan sebuah kitab....sama-sama percaya hal ghaib...sama sama menyerahkan kebenaran di-luar dirinya.... sama-sama mengakui ketidakmampuan membuktikan kebohongan yang tersembunyi di hati...

ah mungkin saya sendiri yang seharusnya tidak membandingkan hal itu...., astagfirullah....saya lupa menekan tombol rekam kamera...mungkin ini pengaruh bau tadi...bau menyengat....aroma korupsi...

(saksi pun sudah diperiksa.....dan meninggalkan ruangan sidang....)
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
seperti mentari yang tak mengeluh pada harus