Thursday, February 05, 2009,9:44 AM
Bank Beragama
setelah hampir 3 tahun ini upah yang diberikan perusahaan tempat saya bekerja selalu tepat masuk rekening pada tanggal 28 pukul 00:00 setiap bulannya, tentu saja istri sayapun memahami hal itu. perusahaan besar...,...

28 Januari, saya sengaja datang pagi sekali ke kantor tentu tujuannya bukan untuk bekerja, sekitar pukul 5 shubuh sedangkan masuk kantor biasanya pukul 8.

Dengan berseragam saya berjalan dari tempat kost, penuh harapan karena tadi malam istri telpon untuk segera mengirim uang upah sepagi mungkin agar ia bisa membelanjakan sebelum pergi ke kantornya. uang memang tidak jadi ukuran keadaan bahagia ah entahlah tanggal 28 selalu membuat saya sumringah..kadang saya sering menhayal terus berdoa pada Tuhan untuk merubah penanggalan, tanggal 28 minimal 2 kali dalam sebulan....

sesampai di di kantor tepatnya di Bank (kantor berada satu lingkungan dengan Bank, Bank Beragama dan tidak beragama), Upah saya masuk secara otomatis ke Bank Beragama Islam entah mengapa perusahaan mempercayakannya pada bank ini. Istri saya pun pernah menanyakan kenapa upah saya dipercayakan di Bank yang sedikit jaringan ATM nya di Bandung saja yang saya tahu cuma ada 1, dan jauh dari kediaman kami. jawabannya seperti biasa "tidak tahu"...

Kartu ATM saya masukan, mesin pun meminta saya menekan tombol angka-angka rahasia seolah tidak percaya bahwa benar saya yang punya kartu tersebut, bahwa benar saya yang bernama Helmi yang upahnya dititipkan oleh perusahaan, karena perusahaan terlalu sibuk untuk mengurus masalah keuangan, hal yang paling sensi walaupun seksi.

selagi mesin itu berfikir dan tanya-tanya, selagi jari-jari tangan kanan saya menjawab pertanyaan mesin, jari-jari tangan kiri sibuk mencari no rek istri di ponsel. belum sempat menemukan no rekening, rasanya saya seperti dipukul di ulu hati, agak sakit dan berhenti satu detik sepertinya, mata sedikit berunang-kunang, perut lapar jadi terasa. sisa saldo anda Rp.47.321,23. astagfirullaah.

dengan kepala berat, saya meninggalkan mesin tersebut, sambil membawa kartu dan bukti kertas bahwa saldo saya hanya Rp.47.321,23. Bukti entah untuk siapa, karena saya juga yakin kalau saya curhat sama mesin tak akan didengarkan.

saya harus menelpon istri saya, memberitahu walau saya bingung alasan apa yang harus saya berikan, karena sayapun tak tahu alasan apa sehingga saya tidak mendapat upah tepat seperti biasanya, tanggal 28 pukul 00.

tuut...tuut...tuut...(tidak ada nada sambung lagu di no istri saya, pemborosan), telpon diangkat dan langsung istri saya menyahut, "gimana sudah dikirim?, jangan bilang masih tidur yaaaa." saya menjawab binung "eeeeengggak kok saya sudah di kantor nih depan ATM, eh tahu gak kenapa gaji dimasukan ke Bank beragama Islam?" tanya saya. "enggak tahu, emang kenapa, ada pengumumannya di situ" jawab istri saya. "saya baru ngeh mbu, ternyata perusahaan mengerti bahwa kita bisa bersabar, bisa tawakal, gaji bulan ini belum turun mbu", suasana hening....lalu tuuuuuuuuuuut
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
seperti mentari yang tak mengeluh pada harus