Monday, February 04, 2008,7:16 PM
Genetik
Saya : wah saya ingin sekali seperti anda jadi PNS.....
PNS : ah biasa saja, sudah rejekinya,.....
Saya : dari kuliah saya bercita-cita jadi PNS, sekarang kan PNS gajinya lumayan....
PNS : sekarang sih lumayan, tapi zaman bapakku dulu ia merintis dari mulai tukang ketik di kecamatan, sekarang sih sudah jadi kepala kantor walaupun didempatkan di daerah...
Saya : oooooo

di rumah, katanya anak usia 6 bulan di kandungan sudah bisa mendengar suara yang ada di sekitarnya, terus muncul teori mendengarkan musik klasik....,

mozart yang telah dikasetkan,..... maaf nak saya tidak menurunkan gen PNS.
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
,7:06 PM
Utun Inji
Utun Inji adalah istilah orang sunda untuk menyebut Janin yang belum diketahui jenis kelaminnya. mungkin di zaman saya janin belum ada alat untuk melihat isi kandungan ibu. jenis kelamin hanya di tebak-tebak saja dari tingkah laku si ibu: makanan kesukaan, cara ia mengurus diri ...., atau juga bisa dilihat dari bentuk kandungan bulatkah, lonjongkah, dll.

Utun inji,
ia lelaki, dokter bilang punya burung,
ia aktif, ibunya mengaduh,
ia anakku, tulang belakangnya sudah menutup,
ah dia bukan Utun inji lagi .........

(sebuah teknologi memperpendek pemakaian istilah Utun Inji......)
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
,6:46 PM
dari sisi yang lain.. di TV
Beberapa waktu lalu, Soeharto meninggal, hampir semua media menayangkan tentangnya, ada yang mengkategorikan ia sebagai Pahlawan ada juga yang mengkategorikan ia sebagai Penjahat.

keduanya pun mempunyai argumen yang dirasa benar menurutnya sendiri. ada yang berkoar bahwa pandangannya objektif:

1. Penggunaan kata mati/kematian untuk meninggal dunia
2. Karena ingin di pandang objektif menghindari pengunaan kata Bapak tapi sebut saja nama (konon kata seorang jurnalis kawakan Jurnalis menggunakan itu walau saya belum melihat sebuah media pun yang secara utuh hanya mencatumkan namanya saja tanpa embel-embel Bapak/Pak/mantan Presiden dll)

Karena banyaknya tayangan yang mengungkapkan sisi nostalgia, tayangan yang bisa menggugah massa untuk melupakan "dosa" Soeharto lantas media disangka memihak, lembek dll.

kenapa mereka tidak bisa melihat bahwa kebaikan, jasa adalah sisi yang lain seorang Soeharto yang meyakini bahwa Soeharto seorang keji dan diktator dibalik senyumnya.

beberapa media selalu ingin berbeda dari lainnya, maka sisi yang lain selalu di tonjolkan, massa pun mungkin ingin melihat sisi yang lain..... dari seorang Soeharto...

tapi yang lebih penting sebenarnya apa sih Objektif? semua pun menganggap dirinya objektif dan alergi dengan kata Subjektif.

Bukankah Objektif adalah Subjektif yang dominan ........?
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
,6:33 PM
Tukang Lahang
Seorang tukang lahang melihat kami, ada rasa kagum, dimatanya,

Tukang Lahang: wah enak yaaa kalau sekolah tinggi, bisa kerja enak, tidak capek seperti saya ini

Saya: apanya yang enak mang, kita kan sama kuli angkut, cuma yang diangkutnya saja beda, kalau mang ngangkut 4 buah bambu yang berisi air nira, sedangkan saya bawa kamera. 4 bambu mang kang punya sendiri, kamera ini punya kantor mang.....

Tukang Lahang: ah tapi kita harus bersyukur yaaa, Tuhan menempatkan kita sebagai tukang lahang dan kuli kamera, alhamdulillah tidak di tempatkan menjadi pencuri atau penjahat.

Saya: iya mang puji Tuhan......... (setelah minum segelas air lahang lantas saya pergi)..

Di perjalanan pulang saya merenung,........ mungkin tak ada konsep dosa, jika saja kita percaya Tuhan yang menempatkan kita di suatu tempat (peran) padahal kita sendiri tidak mengingkannya..... toh itu kehendaknya.... maaf Tuhan saya mbandel..
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
seperti mentari yang tak mengeluh pada harus