Monday, June 11, 2007,7:55 PM
Untuk mu
1.

Sehabis tetabuhan gendang dan jerit terompet,
Kebun teh, Minggu awal November,
18 usiamu, saat berjabat tangan menyebut nama diri,
Senyum hanya itu yang kuingat, namamu tidak,
7 kali bulan November kita lampaui,
25 kini, kulamar kamu dengan sederhana,
Tetabuhan hati bertalu kalabahagia,

2.

Yaa Allah,
Kami saling mencinta dan bercita untuk raih Cinta-MU
Kami saling mendekat untuk lebih dekat dengan-Mu
Satukan kami dalam pernikahan
Semata mengikuti sunnah rasul mencapai ridho-Mu
Yaa Rahman,
Sujud kami syukur atas rahmat-Mu
Satukan kami dalam keluarga
Bahagia di dunia dan akhirat,
Yaa Rahim,
 
diketik oleh helmi matari
2 ada komentar?
,7:27 PM
Kisah Kaus Kaki Ku
ah seandainya saja ada peri seperti di cerita Cinderrela mungkin.......

Empat tahun lalu di sebuah kampus sedang diadakan acara kesenian beberapa mengklaim modern dan lainnya tradisional, disela-sela pertunjukan diselingi kuis dan doorprize (entah dari mana nama ini, tetapi merupakan acara yang ditunggu) pertanyaannya sangat tidak medidik...(kata beberapa orang gondrong bercelana bolong, sambil merokok dan mendiskusikan karya David Hume...)

"Siapa yang hari ini memakai kaus kaki bolong" beberapa orang mungkin nyinyir seraya berkata "hari gini...", mungkin juga sang pelempar pertanyaan (orang memanggilnya MC Gaul) menganggap ini bisa menjadi hal yang lucu dan bisa membuat suasana menjadi geeerrrrrr.

Tanpa basa-basi saya pun naik ke panggung, dengan sepatu legendaris buatan tangan orang Inggris, kaos oblong bertuliskan "Orang Sunda" dan celana jeans bladus (saat itu lagi trendy),
Pelempar Pertanyaan berkata "mas emang kaos kainya bolong yaaa?, tanpa banyak omong saya buka sepatu jangkung itu dan tampaklah jari jempol yang nongol tanpa basa-basi juga. Geeerrrrr sekeliling tertawa,... Hari Gini...

Satu paket Gelas dan kopi instan, serta Voucher berenang di hotel berbintang menjadi penukar kekonyolan si kaus kaki bolong.....lumayan teman untuk begadang, pikirku terhadap si kopi.....
ah itu sih cerita lama, untuk beli kaus kaki sewaktu kuliah agak berat, mending uangnya ku tukar dengan ongkos perjalanan menuju kampus (walaupun kaus kaki hanya Rp.1000 per pasang).

Telah setahun lebih beberapa minggu saya bekerja tentu kaus kaki pun tak bolong lagi dapat dipastikan dari 10 pasang kaus kaki tidak ada yang bolong.....

Hari ini hujan sedikit lebat, rasanya malas pergi ke kantor, sebatang rokok ku hisap dalam-dalam hanya sekedar memberi sedikit hangat dari cengkehnya sambil menunggu hujan mereda......

Akhirnya hujan mereda, hanya menyisakan genangan air di jalanan berlubang, ah kaki ini harus melangkah menuju kantor yang berjarak beberapa ratus meter saja dari tempat kos.
sesekali air hujan yang tersangkut di pohon jatuh tertiup angin, menerpa rambut kadang wajah........

Kaki ini terasa dingin karena kaus kaki basah, yaaa menyerap genangan air hujan melalui celah sepatu ku yang bolong.....
 
diketik oleh helmi matari
1 ada komentar?
seperti mentari yang tak mengeluh pada harus