Thursday, January 11, 2007,1:56 AM
secangkir kopi "bukan Filosofi kopi"
warung kopi di gedung tempatku "bekerja", sudah tak ada lagi.
bukan karena aku ingin minum di warung itu tapi ada cerita yang menarik sewaktu beberapa minggu lalu aku pulang ke Bandung.

temanku menceramahiku tentang pernikahan.... jodoh itu kata dia bisa dengan sembarang orang... dia saja bertemu dengan jodohnya (sekarang istrinya) karena perempuan itu pandai membuatkan kopi sehingga pas antara kopi dan gulanya (pas menuruk ukuran dia, karena menurutku istrinya selalu menyuguhiku dengan kopi yang terlalu manis).

hihihihi andai saja dia pernah ke Jakarta.....
beberapa pedagang kopi tidak bisa mencampur gula, kopi dengan takaran yang pas. lihat saja kita harus menuangkan gula dan mengaduknya sendiri padahal kopi yang di beli harganya lebih dari 20.000 rupiah!
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
,1:27 AM
monoton....eh menonton (maaf tombol delete tidak berfungsi)
1 Januari lalu pesawat adam air jatuh entah terbang tinggi sekali sehingga tak tampak dan tak sampai di tujuan semula(tujuan yang direncanakan manusia)
hampir semua tayangan televisi tak habisnya membahas kehilangan tersebut.
bukan hanya sang adam yang terhempas hawa tetapi beberapa kecelakaan lain tiba-tiba saja muncul. hari ini beberapa pesawat tergelincir, mendarat darurat, kerusakan mesin.
Adam yang seharusnya jadi teman hawa dihempaskan begitu saja terpuruk tak tentu rimba. mungkin adam tak disiplin atau terlalu capek ah entahlah.
beberapa hari setelah tak ada tanggal lagi di kalender 2006. longsor terjadi beberapa orang tewas, kapal tenggelam, banjir, ah semua yang aku lihat bencana, beberapa televisi mengatakan cuaca sedang tidak bersahabat. jadi ingat lagu Ebiet G. Ade....."mungkin alam mulai enggan......"

eh apakah semua itu terjadi atau hanya aku saja yang sehari-hari menonton televisi, hehehe seperti latah yaaaa..... semua televisi menayangkan hal yang sama....persis...

sepertinya saya lebih percaya pada kotak bergambar ini......daripada telepon ibuku tentang tetangga di kampung yang meninggal..... saya sempat tidak percaya kok tidak ada di televisi....gak mungkin ah dia meninggal.....
 
diketik oleh helmi matari
0 ada komentar?
seperti mentari yang tak mengeluh pada harus